Friday, December 1, 2017

CIVIL WAR PANTURA : SEGO MEGONO !

Civil War mungkin cocok untuk menggambarkan "pertempuran" warga Pantura Batang dan Pekalongan ketika ngomongin Sego Megono. Lhah ora ipyik piye tah,  saling klaim, tekel dan sleding akan terjadi kalo diskusi kita sampai ke topik ini... Howalah coeg!


Masih ingat "Civil War Pantura : Megono Edition" tahun kemarin, saat Bupati saat itu di acara sebuah stasiun TV swasta yg sedang mengadakan serangkaian acara di Batang, Yoyok mengatakan bahwa Sego Megono adalah makanan khas yg berasal dari Batang. Seketika menuai reaksi dari netizen, terutama dari warga Pekalongan yang merasa “ t e r c u r r y “ kekayaan kuliner mereka.

Dirunut dari sejarahnya, pada zaman old daerah Batang maupun Pekalongan dahulu merupakan satu wilayah Kadipaten sebelum adanya perubahan wilayah. Jadi bukan tak mungkin sego megono merupakan peninggalan orang-orang zaman old yang tinggal di Batang maupun Pekalongan. Wis toh sekarang paham mengapa ada di Batang dan di Pekalongan. Lhawong jebul nenek moyangnya aja sama koq...

            Berikut Mimin kutip dari wikipedia, ben ora podo rebutan ae ... Kalo masih rebutan Mimin sleding satu-satu ae!

Makanan ini biasa ditemukan dan sangat familiar di daerah Kabupaten PekalonganKota PekalonganKabupaten Batang, sampai Kabupaten Pemalang. Megono berasal dari daerah Kota Pekalongan, karena makanan ini paling banyak ditemukan di warung-warung sepanjang jalan di Pekalongan. Nasi Megono terdiri atas nasi yang diatasnya diberikan cacahan nangka muda yang dicampur dengan parutan kelapa[1] beserta bumbu-bumbu lainnya. Nasi megono biasa disajikan dengan mendoan yaitu tempe goreng tipis bertepung yang setengah matang ”.


Zaman now, ada beberapa spot kuliner buat kamu nyari kuliner ini di Batang. Salah satunya di seputaran Alun-alun Batang. Eio, disitu ada lesehan Pak Mungkin yang terkenal dan selalu rame. Yang ngangenin di lesehan Pak Mungkin menurut Mimin sih sate telur puyuhnya yg hmmm.... uenak tenan! Ada juga warung Sego Megono di Jl. Raya Sidomulyo No.12, Bandar. Dan sebenarnya masih banyak spot lesehan sego megono ini. 


Kapan hari Mimin beruntung bisa menikmati Sego Megono khas wilayah Limpung, Kabupaten Batang. Memiliki rasa yang sedikit berbeda dengan sego megono yang juga pernah Mimin coba cicipi di wilayah Kota Pekalongan, sego megono khas Limpung ini memiliki rasa yang lebih kaya akan rempah dan sedikit pedas, sangat nikmat dimakan dengan nasi hangat dan opor ayam. Entah karena memang buatan sendiri atau memang seperti inilah rasa Sego Megono khas Limpung, yang masih termasuk dalam wilayah jalur pantura lebih tepatnya di sekitar Alas Roban (Kabupaten Batang). 



Lain di Batang maka lain juga kalo di Pekalongan yg juga merupakan "surga" megono, kamu bisa temukan di sepanjang jalan Urip Sumoharjo , prapatan Ponolawen ke selatan sampai sekitaran Kedungwuni. Pada malam hari, penjual Sego Megono dengan gampang bisa ditemukan di warung-warung tenda lesehan yang biasa disebut LSM ( Lesehan Sego Megono ). Bedanya terletak pada lauknya. Sego Megono untuk makan malam biasanya ditemani pilihan lauk yang lebih beragam,  seperti cumi hitam, ikan pindang goreng, ayam goreng, ayam bakar, dan sebagainya.   

Kalo kamu melewati Pekalongan, tak puas rasanya bila tidak mencicipi masakan yang satu ini. Racikan nasi megono dari Pekalongan ini benar-benar bisa membawa kita pada suasana desa yang sejuk. Bahan sayur Megono sendiri berasal dari nangka muda yang cincang halus kemudian diberi bumbu khas urap yang pedas gurih, disanding dengan sambal tauco yang sedap dan terik tempe yang berbalut santan. 



Nangka muda ini dicincang halus dengan resep bumbu kelapa yang pedas gurih. Aroma bawang dan pedas cabainya sungguh terasa Mak Nyuss. Terik tahu dan tempenya juga tampil menggoda. Inilah sayur sederhana, tempe dan tahu dimasak dengan bumbu bawang kemiri dan santan kental. Wistoh, pokoke bikin kangen kampung kalo bayangin nikmatnya Sego Megono...


Eio, Sego Megono kurang lengkap tanpa teman secangkir teh kental panas. Lek bahasa iklannya apapun makanannya, mau sego megono Batang apa Pekalongan, minumnya tetap teh anget... Huwekekek..

Wis ah, ketemu lagi next time. Salam dari Pantura !


No comments:

Post a Comment

Hai Tayo...Hai Tayo...

Hi Tayo.. Hi Tayo.. Dia bis kecil ramah Melaju , melambat, Tayo selalu senang... Yup, itulah sepenggal lirik soundtrack Tayo The L...